"JAKARTA, KALO GA MACET BUKAN JAKARTA NAMANYA"
jargon di atas ini hampir setiap hari ane denger dari orang-orang yang beraktifitas di ibukota negara kita ini.
Sudahkah agan mendengar tentang rencana pemda DKI untuk mengatasi kemacetan dengan pembangunan 6 ruas jalan tol dalam kota??
Spoiler for berita:
Spoiler for JTRD:
DESKRIPSI PROYEK 6 RUAS JALAN TOL DALAM KOTA:
Perseroan bekerja sama dengan PT Pembangunan Jaya Toll dengan membentuk PT Jakarta Tollroad Development dalam membangun proyek 6 ruas jalan toll. Rencana pembangunan Enam Ruas Jalan Tol Dalam Kota sepanjang 80 km, merupakan langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk meningkatkan ratio jaringan jalan dan mengimbangi laju pertambahan kendaraan bermotor di Jakarta.
Sebagai upaya lain yang juga sedang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta guna meningkatkan kinerja system transportasi, antara lain dengan telah ditetapkannya program Pola Transportasi Makro di DKI Jakarta yang didalamnya mencakup: Transport Demand Management (TDM), busway koridor, Mass Rapid Transit (MRT) serta program peningkatan sarana jalan. Dari program tersebut yang saat ini telah mulai direalisasikan adalah busway koridor, system Light Rail Transit (LRT/monorail), dan persiapan pembangunan subway (MRT).
Sebagai upaya dalam penambahan jaringan jalan baru yang disadari memerlukan dana yang sangat besar sehingga alternatif pembiayaan dengan dana investasi swasta agar bisa berjalan memenuhi prinsip ‘self financing’ dengan memfungsikan 6 ruas jalan ini sebagai ‘jalan tol’. Dengan memfungsikan sebagai jalan tol ini Pemerintah Provinsi juga akan mendapatkan pemasukan dari pendapatan pengoperasian yang akan dapat digunakan untuk ikut serta membiayai prasarana transportasi lain dengan konsep ‘ear marking’ (subsidi silang) kepada kendaraan umum.
Sejalan dengan perlunya fungsi kontrol ini, Pemerintah DKI merasa perlu untuk menunjuk Perseroan sebagai BUMD Pemda DKI Jakarta dan PT. Pembangunan Jaya yang sebagian sahamnya juga dimiliki oleh Pemda DKI Jakarta untuk bertindak sebagai Pemrakarsa dalam investasi pembangunan jalan tol dalam kota ini.
Pada saat ini progres proyek sedang dalam tahapan kajian Tim Bersama yang dibentuk oleh Departemen PU dan Pemda DKI Jakarta dalam aspek jaringan jalan dan aspek pengusahaan. Diharapkan dari hasil kajian ini Menteri Pekerjaan Umum dapat memberikan lampu hijau dan proses-proses implementasi pembangunan dapat segera memasuki tahap pelelangan pada tahun ini.
Spoiler for Mobile otomotif.net:
JAKARTA - Rencana pembangunan proyek 6 ruas tol dalam kota dengan panjang 67,42 kilometer dinilai sejumlah pihak bakal mampu mengatasi persoalan kemacetan di ibukota. Dan karena desainnya sebagai jalan tol layang maka lebih mudah dibangun tanpa perlu pembebasan lahan yang rumit prosesnya. Tapi di sisi lain, adanya rencana ruas tol senilai Rp 40,2 triliun lebih itu ditengarai lebih berorientasi bisnis. Pasalnya, jika pemerintah berniat mengatasi kemacetan mestinya mempercepat pembangunan MRT sekaligus memperbaiki angkutan massal.
Simpul Macet
Enam ruas tol yang nanti dengan desain melingkar dan akan bersambungan itu terdiri dari ruas Semanan -Sunter, Sunter-Bekasi Raya, Duri Pulo - Kampung Melayu, Kemayoran - Kampung Melayu, Ulujami -Tanah Abang serta Pasar Minggu -Casablanca.
Menurut Ir Achmad Gani Ghazaly, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), prakualifikasi tahap tender untuk 6 ruas tol dalam kota ini akan dilangsungkan 28 November 2011. Karena hanya satu calon investor dan operator yang lolos yakni PT Jakarta Tollroad Development (JTD), badan usaha milik daerah (BUMD).
JTD ini merupakan konsorsium BUMN dan perusahaan penyedia jasa jalan tol yakni PT Hutama Karya Tbk, PT Pembangunan Perumahan Tbk, PT Wijaya Karya, PT Adhi Karya Tbk serta PT Citra Marga Nushapala Persada (CMNP). "Prakualifikasi itu diharuskan sekurangnya menjaring tiga investor untuk bisa mengikuti tender. Nantinya, meski 6 ruas, tol dalam kota ini akan dipegang oleh 1 operator," ungkap Gani.
Ruas tol dalam kota ini rencananya dibangun 6 jalur masing-masing 3 jalur di satu ruas searah. Terdiri-dari 1 jalur untuk angkutan umum dan 2 jalur buat kendaraan pribadi. Juga akan dilengkapi 10 shelter yang dibangun sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas yang ada. "Pembangunannya akan rampung dalam 4-5 tahun," lanjut Gani.
Pembangunan 6 ruas jalan tol ini akan diyakini Gani bakal mengatasi masalah kemacetan di Jakarta. Karena juga disediakan khusus jalur bagi angkutan umum. Di sisi lain, pembangunannya akan lebih cepat dan mudah, karena tak perlu ada pembebasan tanah seperti kalau membangun jalan tol biasa. "Ini juga salah satu solusi mengatasi rasio panjang jalan dan jumlah kendaraan yang selama ini dirasa sangat tidak sebanding," tuturnya.
Namun pengamat tata ruang Yayan Supriyatna dari Universitas Trisakti, Jakarta, menyatakan kalau rencana ini akan mengubah struktur ruang dan pola yang ada. "Yang perlu dipertanyakan, pembangunan ruas tol dalam kota ini untuk mengatasi kemacetan atau orientasi bisnis semata. Soalnya, kalau pemerintah mau mengatasi kemacetan, mestinya MRT (Mass Rapid Transportation) yang didahulukan," ungkap Yayan.
Yayan melihat faktor bisnis lebih dominan dalam hal ini. Pasalnya, pemerintah menyerahkan kepada masyarakat atau swasta untuk membangun 6 ruas tol yang akan melingkar di atas kota Jakarta ini. Kenyataannya memang lebih mudah dan pragmatis membangun ruas tol layang ketimbang MRT dan memperbaiki angkutan massal yang sejatinya harus disubsidi pemerintah.
Sepatutnya pemerintah juga memikirkan akses keluar tol. Memang di tol tidak terjadi kemacetan, namun setelah keluar tol akan timbul kemacetan hebat dan itu menjadi simpul kemacetan baru. "Saya perkirakan, akan terjadi kekacauan saat keluar tol. Mengingat, saat ini perjalanan di Jakarta itu masuk kategori D dan E yakni 20-30 km/jam dan bahkan 0 km/jam. Hujan sedikit saja, macetnya Anda bisa rasakan sendiri," lanjut Yayan yang menyarankan agar dibangun sinergi yang baik terhadap pihak-pihak terkait untuk mengantisipasi simpul kemacetan yang baru di luar jalur tol.
Kenapa MRT lebih mendesak dibangun? Tentu saja karena kereta api yang melingkar dalam kota Jakarta dan bawah tanah ini akan bisa mengangkut penumpang dalam jumlah yang sangat banyak. Seperti halnya di beberapa negera maju, terutama area ibukota yang penduduknya banyak dimana sarana transportasi menjadi peranti sangat vital.
Selain MRT, Yayan juga mengusulkan perbaikan angkutan massal. Misalnya memperbaiki dan menyempurnakan bus Transjakarta. Secara konsep busway sudah bagus. Hanya saja, pelaksanaannya butuh banyak pembenahan. Contohnya, waktu kedatangan antar bus sangat lama dan tidak ideal. "Ini bisa diatasi dengan memperbanyak jumlah busnya," sambung Yayan.
Darmaningtyas , Direktur Institut Studi Transportasi malah secara tegas menolak keberadaan 6 ruas jalan tol dalam kota yang akan dibangun. "Intinya, 6 ruas jalan tol tidak diperlukan oleh Jakarta. Kecuali mau menambah ruwet Jakarta. Kota kota lain di dunia justru meruntuhkan jalan tol kok Jakarta malah membangun 6 ruas tol tengah kota. Ini jelas kemunduran," kata Tyas. Ia yakin yang diperlukan bagi Jakarta adalah percepatan perbaikan angkutan massal. "Tapi sayangnya itu malah tidak dilakukan. Ya, Jakarta akan semakin macet ke depan kalau begini aja," sebutnya. (mobil.otomotifnet.com)
Spoiler for Rencana Ruas pembangunannya ::
1. Semanan-Sunter 17,88 km 9,76
2. Sunter-Bekasi 11 km 7,37
3. Duri Pulo-Kampung Melayu 11,38 km 5,96
4. Kemayoran-Kampung Melayu 9,65 km 6,95
5. Ulujami-Tanah Abang 8,27 km 4,25
6. Pasar Minggu-Casablanca 9,56 km 5,71
Spoiler for pic 1:
Spoiler for pic 2:
Spoiler for design:
ketika jadi nanti. Jalan tol ini akan dilengkapi dengan angkutan umum berupa Bus untuk melayani seluruh masyarakat. semacam bus way gitu gan. selain itu nantinya akan ada MRT berupa monorail yg melintas berdampingan di salah satu ruas jalan tol ini. tar kalo ada waktu ane updet deh tentang MRTnya
sumber: sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=11832495
Tidak ada komentar:
Posting Komentar